
Image source: https://s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ebook-previews/29202/92181/17.jpg
Sejak dikenalkan ke publik dalam sedekade silam (2007), film animasi yang berkisah tentang seekor tikus pandai memasak yang merogoh latar Kota Paris ini artinya galat satu film paling dicintai oleh pecinta film-film Pixar. Faktanya, Ratatouille termasuk galat satu film Pixar yang disukai. Bahkan, pernah adadi posisi empat akbar selain Finding Nemo, Up & Toy Story.
Saya termasuk penyuka film Pixar. Dan tentunya Ratatouille. Ada satu adegan yang paling saya senang berasal film Ratatouille. Yakni waktu Igor, si kritikus makanan yang komentar & ulasannya pedas menjadi akibatnya ditakuti oleh para juru masak dalam kota Paris, tiba ke restoran tempat si chef tikus itu memasak.
Yang terjadi kemudian, Igor yang berwajah menakutkan itu, tertentu terbelalak matanya demi menikmati sajian sederhana bernama ratatouille. Ingatannya terbawa ke masa kecilnya waktu dia yang kembali ke rumah dengan wajah sayu selepas bermain sepeda, lantas kembali ceria waktu menyantap ratatouille sintesis ibunya.
Adegan terpana nya Igor dalam film Ratatouille itu ternyata nyata adanya. Saya acapkali mengalaminya tertentu waktu mengunjungi bunda dalam akhir pekan. Ketika menyantap masakan bunda yang sebenarnya sajian sederhana, saya mencicipi persis seperti yang dirasakan Igor kala menyantap rataouille dalam restoran itu.
Sejak berumah sendiri selesainya menikah dalam enam tujuh tahun silam, berkunjung ke rumah bunda palingan hanya dilakukan seminggu sekali atau 2 kali. Sebenarnya, jarak rumah dengan rumah bunda, masih dalam satu kota. Namun, rutinitas kerja--perjalanan menuju tempat kerja--yang nir mengecewakan melelahkan menjadi akibatnya waktu sampai rumah badan serasa tinggal capek nya, membuat ajakan anak-anak yang mengajak ke rumah nenek nya, palingan baru mampu terealisasi dalam akhir pekan.
Dan oleh bunda, kunjungan ke rumah dalam akhir pekan itu seolah telah masuk jadwal tetap. Sehingga, bunda terbiasa buat menyiapkan masakan yang saya sukai. Malah jikalau nir tiba acapkali ditelpon. Seperti akhir pekan kemarin, bunda menyiapkan sajian sarapan sayur sop berpadu perkedel daging, dadar jagung & tentu saja sambal terasi. Sederhana sekali. Tapi cita rasanya luar biasa.
Saya bersyukur mempunyai istri yang jua pandai memasak. Itu yang membuat saya lebih senang makan dalam rumah dibanding menikmati masakan ala warung. Bayangan makan malam bareng istri & anak-anak Itu yang membuat saya buru-buru kembali ke rumah selepas bekerja. Tetapi, menyantap masakan bunda seperti mendapat diskon "kembali ke masa kemudian". Seperti Igor dalam film itu.
Oh ya, pesan goresan pena ini bukan membandingkan masakan bunda & masakan istri. Karena keduanya sama-sama enak. Pesannya, agar kita yang telah berumah terpisah dengan orang tua, rajin mengunjung mereka. Terlebih jikalau usia nya telah lanjut.
Karena bagi mereka, kedatangan kita bareng cucu, itu hal paling dinanti. Hayuuk yang akhir pekan ini longgar waktunya, sempatkan mengunjungi bunda. Menikmati masakan bunda. Dan ingat, sempatkan berbincang & melihat senyuman nya. Salam.
No comments:
Post a Comment