Tuesday, November 28, 2017

Masakan Khas Sumbawa Diminati Turis Italia

Masakan Khas Sumbawa Diminati Turis Italia

Image source: http://eropa.panduanwisata.id/files/2013/10/foto_6.jpg

SUMBAWA BESAR, KOMPAS.com - Masakan khas Sumbawa berupa singang, sepat & sirasang yang awalnya menu khas petani setempat, sekarang diminati wisatawan Italia yang datang untuk merasakan cita rasa makanan itu.

"Beberapa kali wisatawan berasal Italia menyambangi lesehan kami untuk menikmati masakan singang, sepat & sirasang. Menurut wisatawan itu, rasa masakan ikan bahari di Sumbawa lezat & berbeda bareng di tempat lain," ungkap Barnawan Jaya, pengusaha makanan berasal Kota Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, Selasa (25/2/2014).

Lelaki berusia 45 tahun itu melanjutkan, masakan sepat, singang & sirasang menjadi menu primadona, alasannya adalah konsumen yang merasakan masakannya seringkali menjadi ketagihan. Padahal, masakan itu hanya dengan racikan bumbu yang sederhana, diambil dari lingkungan sekitarnya.

"Saya bersyukur masakan yang aku tawarkan dapat diterima. Bahkan bukan hanya oleh rakyat lokal, turis asing pun menggemari, meski perjuangan ini terletak di tempat yang sederhana berupa lesehan," ucapnya.

Dikatakan lelaki yang akrab dipanggil Jina ini, dirinya mengawali perjuangan delapan tahun silam bareng modal Rp 2 juta, yang kemudian dipakai untuk membuka warung lesehan.

Seiring tingginya minat konsumen pada masakan tersebut, akhirnya Barnawan bisa membeli tunggangan beroda empat yang akan terjadi dari omzet di warung. Mobil itu sekarang dipakai menjadi penunjang operasional perjuangan di bidang makanan itu.

Untuk melancarkan perjuangan, setiap hari warung lesehan Barnawan membutuhkan bahan baku berupa 30-50 kg ikan bahari per hari. Jenis ikan bahari yang dipakai artinya ikan kerapu, kakap & baronang.

Lelaki yang dikenal nyentrik oleh kalangan rakyat ini membicarakan dirinya seringkali ditawari oleh pengusaha restoran untuk menyiapkan masakan khas Sumbawa. Salah satunya, pengusaha berasal China yang membuka perjuangan restoran di Kuta, Bali.

"Saya akan dibayar berapa pun oleh pengusaha itu untuk menyiapkan masakan khas Sumbawa & mengisi menu di restoran. Tapi, aku lebih mengarah untuk membuka lesehan Tenda Sisiola walau bareng penghasilan seadanya," ucapnya.

Tidak hanya itu, Barnawan pun kerap kali diundang oleh sejumlah pengusaha berasal Jakarta untuk kolaborasi menyebarkan masakan khas tempat itu, akan tetapi Barnawan lebih ingin berkonsentrasi membesarkan usahanya sendiri.

Menurut beliau, setiap hari, dalam ketika 3 jam saja, masakan di warung lesehannya telah habis terjual bareng omzet homogen-homogen Rp 700.000 per hari.

Barnawan mengaku, pada awal usahanya beliau sama sekali tidak menyangka masakannya akan disukai konsumen, alasannya adalah dahulu masakan singang, sepat & sirasang menjadi lauk pauk para petani yang sedang memanen padi.

Menu masakan itu maupun menjadi makanan favorit rakyat ketika bulan Ramadhan. Jika tidak timbul sepat, singang & sirasang, suasana berbuka puasa di kalangan rakyat Sumbawa dipercaya kurang lengkap.

No comments:

Post a Comment